Pengertian dan Rumus Conditional Sentence Type 1,2, dan 3

Dalam Bahasa Inggris, conditional sentence dapat diterjemahkan secara bebas sebagai salah satu bentuk kalimat pengandaian. Adapun tipe kalimat pengandaian ini hanya dapat terjadi jika semua syaratnya terpenuhi. Jenis kalimat pengandaian ini biasanya ditandai dengan kata ‘if’ yang jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, ia akan bermakna ‘seandainya’ atau ‘jika’. Tentunya, agar dapat mengerti serta memahami dengan lebih jelas dan detil mengenai kalimat pengandaian ini, berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai pengertian, rumus, contoh conditional sentence (contoh kalimat dan contoh soal), serta beberapa tipe dari kalimat pengandaian.

Pada intinya, pengertian conditional sentence adalah kalimat majemuk (complex sentence) yang dibentuk dari subordinate clause dimana ia selalu diawali dengan subordinate conjunction ‘if’ berupa syarat (condition) serta main clause berupa hasil (result/consequence). Tipe-tipe conditional sentence yang biasa digunakan meliputi tipe 1, tipe 2, dan tipe 3. Meskipun adapula tipe yang paling sederhana yaitu tipe 0 (hanya terdiri dari if + simple present). Secara keseluruhan pengertian umum dari kalimat pengandaian ini digunakan untuk menyatakan suatu peristiwa yang mungkin ataupun tidak mungkin terjadi.

Conditional Sentence

Rumus dan Contoh Conditional Sentence

Secara umum, rumus conditional sentence adalah sebagai berikut:

  • If + condition, result/consequence
  • Result/consequence + if + condition

Sementara rumus kalimat pengandaian beberapa tipe adalah sebagai berikut:

  • Tipe 0 : if + simple present, simple present
  • Tipe 1 : if + simple present, will + bare infinitive
  • Tipe 2 : if + simple past, would/could/might + bare infinitive
  • Tipe 3 : if + past perfect, would/should/could/might + have + past participle

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah beberapa contoh kalimat conditional sentence sesuai dengan rumus yang disajikan di atas.

  • Tipe 0 : if we burn paper, it becomes ash. (jika kami membakar kertas, itu akan menjadi abu).
  • Tipe 1 : if I meet him, I will hug him. (jika saya bertemu dia, saya akan memeluknya)
  • Tipe 2 : if it rained tomorrow, I would sleep all day. (jika besok hujan, saya akan tidur seharian)
  • Tipe 3 : if you had remembered to invite us, we would have attended your party. (jika kamu sudah ingat untuk mengundang kami, kami akan hadir ke pestamu)

Selain bentuk positif seperti contoh-contoh di atas, conditional sentence bisa juga berupa kalimat-kalimat negatif. Rumus utamanya adalah: if …… not yang dapat digantikan dengan kata unless. Seperti pada contoh kalimat: ‘If you do not understand, you will ask to the teacher’ atau ‘Unless you understand, you will ask to the teacher’.

Apa Perbedaan Mendasar antara Tipe 1, Tipe 2, dan Tipe 3?

Lebih lanjut, pada conditional sentence type 1 (future possibility), digunakan untuk menyatakan sebuah kalimat bersyarat dimana kemungkinan terjadinya masih sangat besar karena baru akan terjadi di masa yang akan datang. Adapun contoh conditional sentence type 1 ini adalah: ‘If my house is sold, I will buy you a new car’. Saat mengucapkan kalimat ini, rumah belum terjual sehingga kemungkinan ketika rumah itu terjual, peluang untuk mendapatkan mobil baru juga masih besar.

Kemudian conditional sentence type 2 (present unreal) digunakan membuat suatu kalimat bersyarat yang kemungkinannya kecil untuk dapat tercapai. Contoh conditional sentence type 2 adalah: ‘If I found your home, I would see you’. Pada kenyataannya, sulit menemukan rumah yang dimaksud sehingga kemungkinan untuk bertemu pun juga semakin kecil.

Selanjutnya adalah conditional sentence type 3 (past unreal) digunakan untuk mengacu pada sebuah kalimat bersyarat dimana tidak mungkin tercapai karena kejadian atau peristiwanya sudah terjadi di masa lampau. Adapun contoh conditional sentence type 3 adalah: ‘If I had knew that you are Cheryl’s friend, I would not have gone to your wedding party. Pada kenyataannya, orang tersebut tidak tahu jika orang yang menikah tersebut adalah teman Cheryl sehingga niat untuk tidak menghadiri pesta pernikahan tersebut tidak dapat dipenuhi.

Kalimat Pengandaian atau Kalimat Bersyarat?

Beberapa penjelasan ada yang mengatakan bahwa conditional sentence merupakan sebuah kalimat pengandaian meskipun pada intinya kalimat pengandaian akan tampak lebih menjurus ke perihal subjunctive. Namun, penjelasan itu juga benar. Sedangkan sebagian penjelasan lain menyatakan bahwa jenis kalimat conditional ini adalah kalimat syarat. Ia disebut juga demikian karena kalimat pertama adalah sebuah kalimat bersyarat, sedangkan kalimat selanjutnya biasanya merupakan akibat dari pelaksanaan syarat tersebut.

Adapun dalam kalimat syarat, sebuah kejadian atau peristiwa sebagai akibat dari pelaksanaan syarat terdapat dua kemungkinan mendasar: mungkin terjadi atau tidak mungkin terjadi. Yang mungkin terjadi karena ia baru akan terjadi di masa yang akan datang, sedangkan yang tidak mungkin terjadi karena kecil sekali kemungkinan terjadi atau bisa juga karena ia memang tidak mungkin terjadi karena telah terjadi di masa lampau. Kejadian atau peristiwa yang memiliki kemungkinan kecil untuk dapat terpenuhi atau tercapai tujuannya biasanya menggunakan kata kerja bentuk ke-2 (verb 2) dan menggunakan rumus simple past karena ia dianalogikan sebagai present unreal.

Jika diperhatikan secara lebih seksama, maka pada conditional sentence dapat disimpulkan bahwa untuk tipe 1 unsur kalimatnya menggunakan verb 1, sedangkan untuk tipe 2 unsur kalimatnya menggunakan verb 2, serta tipe 3 unsur kalimatnya menggunakan verb 3. Dengan menyadari dan memahami hal ini, maka akan lebih mudah untuk mengingat rumusannya. Pada dasarnya, kalimat-kalimat dalam Bahasa Inggris memang terlihat cukup kompleks dan perlu perhatian serta fokus yang lebih jelas agar dapat benar-benar memahami penggunaannya dalam sebuah kalimat dan mencocokkannya dengan peristiwa atau kejadian yang sedang berlangsung. Dan tidak sekedar mengetahui serta menghafal berbagai rumus yang disajikan. Karena hafalan seringkali akan kacau balau ketika berhadapan dengan rentetan soal-soal dalam tes TOEFL misalnya.

Maka amat penting sekali untuk sangat memahami satu per satu bidang dan bagian dalam materi Bahasa Inggris. Jadi, sebelum memutuskan untuk meloncat atau meneruskan dari satu materi ke tahapan materi yang lain, Anda harus merasa yakin bahwa Anda benar-benar telah memahami dan menguasai materi sebelumnya agar ketika beranjak ke materi baru, Anda tidak dibuat semakin rancu dan bingung.

Susunan Kalimat pada Conditional Sentence

Semua conditional sentence memiliki pola penyusunan kalimat yang hampir sama yaitu perbedaan susunan klausa tidak merubah arti dari kalimat itu sendiri. Walaupun posisinya di ubah-ubah, maka arti kalimatnya akan tetap sama. Yang kedua, apabila klausa “if” posisinya ada di sebeum klausa yang lainnya atau ada di awal kalimat, maka harus menggunakan tanda koma “,”. Jika klausa “if” berada di posisi selanjutnya, maka tidak memerlukan tanda koma “,”.

Contoh Soal Conditional Sentence 

Sebagai tambahan, berikut adalah beberapa contoh soal conditional sentence untuk digunakan sebagai latihan.

Soal conditional sentence

References:

  • Al Rdaat, Sadam dan Gardner Sheena. 2017. “An Analysis of Use of Conditional Sentences by Arab Students of English”. Advances in Language and Literary Studies, 8(2):1-13.
  • Tantray, Mudasir Ahmad. 2016. “A Study on Preposition and Sentence in English Grammar”. The International Journal Of Humanities and Social Studies, 4(2):20-25.
  • Azar, Betty Schrampfer. 1999, Understanding and using English Grammar, Third Edition, United State of America: Pearson Education.